WILLY KAIHATU
Roh Kudus dan Doa
oleh Stephen Tong
"Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab
kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh
sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan
yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani,
mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia sesuai dengan
kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus." (Roma 8:26,27)
Doa merupakan nafas orang Kristen, suatu komunikasi antara yang
diselamatkan dan Juruselamat. Doa merupakan persatuan dari kehendak
yang diciptakan dengan kehendak yang menciptakan, "the unity of the
will of the created one and the Creator". Doa merupakan persatuan
dari kehendak kita, kemauan kita, yang disesuaikan dengan kehendak
Allah Pencipta.
Doa penting sekali, tetapi Alkitab dengan jujur mengatakan kepada
kita, bahwa kita sebenarnya tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa.
Ini jujur sekali. Siapa yang mengetahui bagaimana seharusnya berdoa?
Kita selalu hanya minta-minta kalau berdoa, meminta menurut kemauan
kita sendiri. Dalam berdoa kita mau supaya Tuhan menyesuaikan dengan
kehendak kita.
Ada suatu cerita tentang sepasang suami-istri di provinsi Shantung
di Cina. Suami-istri ini hidup dari menjual kain dengan berkeliling,
karena mereka tidak mempunyai toko. Setiap akhir tahun mereka
mempunyai kebiasaaan berlutut di hadapan Tuhan dan berdoa, "Oh
Tuhan, saya berterima kasih kepada-Mu, karena Engkau sudah
memberkati kami sehingga untung 100 bal kain. Tuhan, saya minta
tahun depan beri saya keuntungan 200 bal kain." Sebelum doanya
selesai si istri memotong, "Tuhan, jangan dengar doa suami saya,
dengar doa saya. Kalau tahun ini Tuhan beri keuntungan 100 bal kain,
tahun depan juga sama, 100 bal saja cukup." Si suami marah-marah,
"Saya belum amin, kenapa kamu ikut campur, kita akan susah kalau
cuma mendapat 100 bal kain." Tetapi si istri tidak peduli, ia
melanjutkan doanya, "Tuhan, pokoknya doaku saja yang didengar.
Jangan beri 200 bal. Kalau Engkau beri 100 bal ia akan tetap setia
dan mencintai saya. Kalau 200 bal ia nanti akan cari istri kedua."
Inilah doa orang dunia, kedua-duanya berdoa untuk mencari
keuntungannya sendiri, bukan mencari kehendak Tuhan dan
kerajaan-Nya.
Saya ingin bertanya kepada Saudara, apakah doa kita sudah sesuai
dengan kehendak Tuhan? Apakah kita berdoa dengan pengertian akan apa
yang dikehendaki oleh Tuhan? Saudara, Alkitab dengan terus terang
berkata kepada kita bahwa kita sebenarnya tidak tahu bagaimana
seharusnya berdoa. Apa yang kita doakan? Bagaimana kita harus
mendoakannya? Kita sendiri tidak tahu. Banyak orang Kristen waktu
berdoa asal buka mulut saja, "Tuhan, saya mau ini, mau itu". Sebelum
saya melayani ke luar negeri saya tanya istri saya, "Kalau saya
pulang engkau perlu saya bawakan apa?" Jawabnya, "Jangan bawakan
apa-apa, saya tidak perlu apa-apa." Lalu saya tanya anak-anak saya,
mau minta apa. Yang satu bilang, kali ini tidak ada keperluan apa-
apa, tetapi saya pikirkan sendiri, dia perlu apa, nanti saya belikan
untuk dia. Demikian juga Tuhan mau tahu hati kita waktu kita berdoa,
bagaimanakah sikap kita terhadap kedaulatan, keinginan, rencana dan
kehendak Allah.
Kedua ayat di atas menjelaskan bahwa kita sebenarnya tidak tahu
bagaimana harus berdoa. Itulah sebabnya Roh Kudus diberikan menjadi
Penolong bagi kita masing-masing, untuk menolong kita berdoa,
menolong kita mengutarakan hati kita sepenuhnya kepada Tuhan
sehingga sesuai dengan kehendak Tuhan. pada akhir ayat ini
dikatakan, Roh Kudus mengetahui bagaimana berdoa bagi kita. Dia
berdoa menurut kehendak Allah bagi orang-orang suci. Dalam keadaaan
demikian kita melihat hubungan antara doa dan Roh Kudus. Bukan doa
kita yang menggerakkan Roh Kudus, melainkan sebaliknya Roh Kudus
menggerakkan roh kita untuk berdoa. Roh Kudus yang berdoa bagi kita
sesuai dengan kehendak Allah yang menerima doa kita. Di sini kita
menegaskan sekali lagi doktrin dan teologia doa yang benar.
Berdoa Dalam Roh Dan Kebenaran
Saudara-saudara, semakin saya memikirkan, semakin limpah. Semakin
saya merenungkan, semakin dalam saya mengerti, semakin saya mengerti
semakin saya kagum akan ajaran Alkitab mengenai doa yang begitu
berlimpah. Banyak orang Kristen dan gereja pada waktu berdoa tidak
menyelidiki baik-baik teologi doa yang diajarkan Alkitab. Alkitab
berkata, "Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa
penyembah-penyembah yang benar akan menyembah Bapa dalam roh dan
kebenaran." (Yohanes 4:23). Dalam sembah sujud dan berbakti kepada
Tuhan ada dua unsur penting. Pertama yaitu berbakti dengan jujur,
berbakti di dalam kebenaran; ini suatu aspek fungsi rasio. Kedua,
berbakti di dalam roh, berbakti di dalam kuasa Roh Kudus, ini aspek
rohani. Iman mencakup dua wilayah; wilayah rasional dan wilayah
spiritual. Wilayah rasional bersangkut-paut dengan fungsi pikiran.
Wilayah spiritual bersangkut paut dengan fungsi kita berbakti dan
memuliakan Allah.
Yesus Kristus berkata, "Barangsiapa menyembah Allah, harus
menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." Aku berbakti kepada Tuhan,
baktiku berdasarkan kebenaran yang memimpin pikiranku. Berbahagialah
orang yang pikirannya dipimpin oleh kebenaran dan hati nuraninya
dipimpin oleh Roh Kudus, dan kedua aspek itu bekerja bersama-sama.
Dwi fungsi berintegrasi di hadapan Tuhan. Jika kita mempunyai otak
yang tidak dipimpin oleh Roh Kudus, bakti kita tidak diterima dengan
baik. Jika kita mempunyai roh yang sungguh-sungguh tetapi tidak ada
kebenaran yang memimpin kita, kita tidak mungkin memuliakan Tuhan
dengan sungguh-sungguh. Berbahagialah orang yang punya integrasi,
suatu penggabungan yang mencakup kedua aspek ini. Di bagian rasio
ada kebenaran yang memimpin, di bagian rohani ada Roh Kudus yang
bertakhta. Saudara-saudara, bakti sudah mencakup aspek fungsi hidup
rohani yang disebut berdoa; berdoa dengan roh, berdoa dengan
pengertian. "Aku akan berdoa juga dengan akal budiku," demikian
Paulus berkata dalam 1 Korintus 14:15. Doa dalam roh dan doa dalam
pikiran, doa dalam roh dan doa dalam akal, dalam pengertian. Betapa
banyak orang berani menafsirkan ayat itu secara salah dengan
mengatakan, bahwa engkau berdoa tidak perlu memakai pikiran, hanya
berglosolali atau roh yang memimpin, sehingga pikiranmu kabur atau
tidak jelas. Saya kira itu bukan ajaran Alkitab. Kalau Saudara
meneliti surat Korintus, Paulus menekankan bukan hanya berdoa dalam
roh tetapi juga memakai pengertian. Jadi di sini keseimbangan yang
ditekankan. Roh Kudus memimpin rohmu dan Firman memimpin pikiranmu.
Tidak ada seorangpun yang berhak memisahkan Roh Kudus dari
kebenaran, dan tidak ada seorang pun yang berhak memisahkan pimpinan
Roh Kudus dengan roh kita. Jika pikiran kita tidak dipimpin oleh
Kebenaran, kita belum bisa berbakti kepada Allah. Jika hati dan
nurani kita tidak dipimpin oleh Roh Kudus, kita belum mengerti
bagaiman berdoa kepada Tuhan. Jadi, berbakti kepada Tuhan dalam
kebenaran dan roh, berdoa kepada Tuhan dalam pikiran dan hati nurani
yang dipimpin oleh Roh. Roh Kudus tidak mungkin memimpin seseorang
tanpa memakai kebenaran. Dengan kebenaran Dia memimpin kita, karena
Firman Tuhan menjadi pedoman hidup, Firman Tuhan menjadi pelita
bagi jalan kita, Firman Tuhan menjadi penerang bagi hati nurani,
dengan cahaya Firman kita dipimpin. Saudara-saudara, seorang yang
rohani adalah seorang yang taat kepada kebenaran Alkitab. Seorang
yang bijaksana adalah seorang yang menaklukkan pikiran di bawah
kuasa Roh Kudus dan kedaulatan Tuhan Allah.
Berdoa Sesuai Dengan Kehendak Bapa
Roh Kudus dan doa. Doa dan Roh Kudus. Pada waktu Yesus, Anak Allah
yang tunggal, berada di dunia, Dia tidak bisa berdoa tanpa pimpinan
Roh Kudus. Ketika Anak Manusia yang menjadi wakil engkau dan saya
berada dalam dunia, Allah yang menjadi daging, Kalam yang menjadi
manusia, Firman yang menjadi Imanuel, Dia perlu pimpinan Roh Kudus.
Siapakah engkau, yang berdoa tidak perlu dipimpin oleh Roh Kudus?
Siapakah engkau, yang sudah belajar menghafal doa sehingga engkau
merasa sudah pintar berdoa di luar kepala dan tidak perlu dipimpin
oleh Roh Kudus? Dalam Lukas 4 dan Matius 4 dikatakan, Roh Kudus
memimpin Yesus ke padang belantra untuk dicobai dan di situ Dia
berdoa 40 hari. Dia berdoa, berdoa, berdoa dan sebagai puncak doanya
kita melihat Roh Kudus memimpin Dia. Selama 40 hari Dia berada dalam
pergumulan doa. Roh Kudus mendampingi dan akhirnya doa-Nya sudah
memuncak, sudah mencapai suatu status, kuat untuk bisa mengadapi
pencobaan-pencobaan yang berat. Di dalam dunia, Yesus berdoa dan
dipimpin oleh Roh Kudus.
Saudara-saudara, bukan hanya itu; Alkitab berkata bahwa Roh menolong
kita dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan. Apakah artinya ini?
Keluhan yang tidak terkatakan, yang tidak dimengerti oleh manusia,
keluhan-keluhan itulah dikatakan Roh Kudus. Orang yang belajar sabar
tahu betapa berat arti S-A-B-A-R ini. Sabar ini sulit. Dalam bahasa
Tionghoa kata "sabar" tersusun oleh dua suku kata (radix), yang
artinya jantung ditusuk oleh pisau. Itulah arti sabar. Kadang-kadang
saudara tidak bisa sabar tetapi mesti sabar juga, sudah tidak bisa
tetapi mesti sabar, saudara paksa-paksakan, persis seperti jantung
ditusuk pisau. Goyang sedikit, pecah jantungmu. Itu namanya sabar.
Siapakah yang paling sabar? Yang paling sabar ialah Roh Kudus. Waktu
Dia memperanakkan kita, Dia sudah bertekad untuk mendampingi anak
yang dilahirkan itu. Dia mau hidup ditengah-tengah kita, Dia mau
hidup di dalam kita. Roh Kudus mendampingi kita seperti seorang ibu,
dengan penuh kesabaran Ia mendidik kita, memimpin kita menuju ke
jalan yang benar, menuju jalan yang bercahaya dengan terang yang
mulia.
Dalam bahasa Yunani Roh Kudus disebut "Parakletos". "Para" artinya
di samping. "Parakletos" adalah Penghibur yang mendampingi kita.
Pada waktu engkau dicela, dihina, waktu engkau sendirian melayani
Tuhan dan tidak dimengerti oleh orang lain, bahkan oleh kawan dan
rekan sendiri, ingatlah akan "Parakletos", Roh Kudus Penghibur yang
mendampingi engkau di sampingmu dan terus menguatkan engkau, berdoa
ganti engkau, karena Dia mengatahui isi hati Tuhan dan Bapa
mengetahui doa Roh Kudus. Ini adalah komunikasi antara ketiga oknum;
Bapa, Anak dan Roh Kudus. Bapa mencintai Anak. Anak mencintai Bapa,
Bapa mencintai Roh Kudus, dan Roh Kudus mencintai Bapa. Ketiga Oknum
berkomunikasi, ketiga Oknum saling mencintai, dan pengertian antara
ketiga Oknum demikian jelas, demikian tuntas, sempurna dan demikian
indah. Disebut di sini bahwa Roh Kudus tahu maksud Bapa dan Bapa
juga mengerti isi hati Roh Kudus. Karena Roh Kudus mengetahui
kedalaman dan keajaiban segala rahasia yang tersembunyi sedalam-
dalamnya di dalam diri Allah Bapa, maka Roh Kudus bisa berdoa sesuai
dengan kehendak Bapa, sedangkan engkau dan saya tidak mungkin.
Roh Kudus membantu engkau dan saya berdoa di hadapan Tuhan. Saudara,
dulu di desa-desa di Tingkok banyak wanita tidak sekolah. Kalau
mereka mau menulis surat kepada suami atau anaknya di kota lain,
mereka harus meminta bantuan seorang tukang tulis surat. Nah, tukang
tulus surat tidak ada modal berdagang tetapi ada modal sekolah. Jadi
mereka pasang satu meja, botol tinta, sebuah pena, yaitu kuas dari
bulu, dan banyak kertas di lacinya. Wanita-wanita itu lalu
mendiktekan apa yang mereka ingin katakan. Biasanya bahasa mereka
selalu jelek, tata bahasanya tidak teratur, tetapi yang menulis
langsung mengubah menjadi kalimat-kalimat yang indah, tata bahasanya
baik dan tulisannya bagus; kalau kata-katanya terlalu kasar
dihaluskan, supaya dapat mengungkapkan apa yang diinginkan dengan
sebaik-baiknya. Nah, Saudara, demikianlah pekerjaan Roh Kudus, dalam
membantu kita berdoa. Doa kita sering ngawur, Roh Kudus membetulkan.
Dia mengeluh dan mengeluh mendengar doa kita, tetapi Ia memperindah
doa kita sehingga diterima oleh Bapa. Saudara mau doa Saudara
diterima oleh Bapa? Caranya tidak lain, kecuali hidup menurut
kehendak-Nya dan diperkenan oleh-Nya, dan Roh Kudus akan membantu
kita berdoa.
Saudara, sejak saya berumur sepuluh tahun saya mempunyai beban doa
untuk penginjilan dunia, tetapi tidak tahu bagaimana harus berdoa.
Kemudian Tuhan menolong saya untuk mulai melihat siapa yang
memberitakan Injil, saya mendukung para penginjil dan siapa yang
diinjili, orang-orang yang paling sulit menerima Injil; lalu cari
kesulitan dan rintangan yang mereka hadapi dan saya doakan. Mulai
Tuhan mengajar dengan kebenaran, seperti mengupas lapisan-lapisan
bawang yang luarnya sudah rusak, mengupas satu per satu sampai
ditemukan inti di dalamnya yang sesuai dengan hidup yang Allah
ingini. Pelan-pelan saya belajar mengetahui bagaimana berdoa sesuai
dengan kehendak Tuhan. Dalam berdoa saya dididik, saya dibantu,
sehingga lambat laun mulai tidak lagi berdoa untuk hal-hal yang
sekunder, hal-hal yang tidak perlu, tidak lagi berdoa untuk
keuntungan dan kepentingan diri sendiri, melainkan mengutamakan
Tuhan. Lambat laun saya merasakan perasaan saya lain sekali; kalau
Tuhan sudah mau begini, hati ingin begitu, tidak ada sejahtera.
Setelah berdoa untuk pekerjaan Tuhan, berdoa untuk orang lain,
untuk penginjilan seluruh dunia, ada suatu ketenangan dalam hati.
Saudara akan mengalami damai sejahtera yang luar biasa kalau Saudara
mengingat orang lain, bukan mengingat diri sendiri. Di dalam Alkitab
ini merupakan suatu prinsip! Pada waktu Ayub bersungut-sungut tidak
habis-habisnya, mencela Allah, ia tidak ada jalan pembebasan. Tetapi
ketika Ayub berdoa untuk kawan-kawannya dan untuk orang lain, Allah
melepaskan dia dari kesusahan. Ayat yang indah! Hanya Roh Kudus yang
bisa menolong kita, mengarahkan kita keluar dari hidup doa yang
egosentris menuju hidup doa yang altruistis, yaitu berdoa untuk
orang lain. Hidup berdoa untuk melihat lebih lebar, lebih luas,
penyangkalan diri lebih besar, melihat kerajaan Allah.
Roh Kudus menolong kita berdoa karena Ia mengetahui isi hati Tuhan.
Kiranya Tuhan memperbarui, menormalkan dan mengarahkan kebenaran di
dalam hidup doa kita masing-masing.
Sumber:
Khotbah Pdt. Dr.
Stephen Tong dalam Persekutuan Doa Momentum;
Buletin Surat Doa -- No. 4, diterbitkan oleh LRII
(Lembaga Reformed Injili Indonesia)
Arsip dan Milis Publikasi e-Reformed Edisi 09/IX/2000
http://www.sabda.org/publikasi/e-reformed/009/
< subscribe-i-kan-untuk-Reformed@xc.org
>
e-JEMMi 10/2002
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking